Budaya,kerativitas dan inovasi

  1. Pengertian dan fungsi Budaya Organisasi

 

Budaya Organisasi Menurut Para Ahli-Para Ahli- Kata budaya (Culture) sebagai suatu konsep berakar dari kajian atau disiplin ilmu Antropologi ; yang oleh Killman . et. Al (dalam Nimran, 2004 : 134) diartikan sebagai Falsafah, ideologi, nila-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma yang dimiliki bersama dan mengikat suatu masyarakat.
Kini konsep tersebut telah pula mendapat tempat dalam perkembangan ilmu perilaku organisasi, dan menjadi bahasan yang penting dalam literatur ilmiah dikedua bidang itu dengan memakai istilah budaya organisasi

 

Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi.

 

Batas

Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya.

 

Identitas

Budaya memuat rasa identitas suatu organisasi.

 

Komitmen

Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu.

 

Stabilitas

Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.

 

Pembentuk sikap dan perilaku

Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. Fungsi terakhir inilah yang paling menarik.

 

  1. Tipopologi  Budaya Organisasi

 

Kajian mengenai tipologi budaya organisasi ini sangatlah bervariasi, berikut adalah pendapat-pendapat menurut para ahlinya :

 

Kotter dan Heskett (1998) mengkategorisasi jenis budaya organisasi menjadi tiga yaitu budaya kuat dan budaya lemah; budaya yang memiliki kecocokan strategik; dan budaya adaptif.

 

Robbins (1990) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan budaya yang kuat adalah budaya di mana nilai-nilai inti dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas. Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai itu, maka makin kuat pula budaya tersebut

 

Luthans (1992) memaparkan karakteristik budaya organisasi sebagai berikut:

 

  • Peraturan-peraturan perilaku yang harus dipenuhi
  • Norma-norma
  • Nilai-nilai yang dominan
  • Filosofi
  • Aturan-aturan
  • Iklim organisasi.

 

Semua karakteristik budaya organisasi tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, dalam arti bahwa unsur-unsur tersebut mencerminkan budaya yang berlaku dalam suatu jenis organisasi, baik yang berorientasi pada pelayanan jasa maupun organisasi yang menghasilkan produk barang.

 

Robbins (1990) mengemukakan 10 karakteristik budaya organisasi, yaitu:

 

  • Inisiatif individu
  • Toleransi terhadap risiko
  • Pengarahan
  • Integrasi
  • Dukungan manajemen
  • Pengawasan
  • Identitas
  • Sistem penghargaan
  • Toleransi terhadap konflik
  • Pola komunikasi.

 

 

  1. Kreatifitas individu dan team Proses inovasi

 

dalam kelompok atau team di butuhkan hubungan keterkaitan yg erat agar dapat berkembang secara kreatif dalam team, namun tidak di pungkiri dalam team kadang hanya ada satu atau dua individu yang mempunyai ide lebih kedepan dari pada yang lain.

individu yang kreatif biasanya bebas dalam berpikir, mempunyai daya imajinasi, bersifat ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru, mempunyai inisiatif, bebas berpendapat, mempunyai minat luas, percaya pada diri sendiri, tidak mau menerima pendapat begitu saja, cukup mandiri dan tidak pernah bosan.

Individu kreatif dan organisasi kreatif adalah salah satu indikator  yang ingin dicapai dalam mempelajari teori dan perilaku organisasi.

Kadang kita melupakan hakekat tersebut dengan hanya berkutat membahas teori dan lupa mengetahui indikator-indikator dasar yang ingin dicapai.

karena inovasi merupakan hal yang bersifat konseptual dan perseptual, calon inovator harus menuju dunia luar dan mengamati, bertanya, dan mendengar.

 

 

referensi :

 

Tinggalkan komentar